
Sono-Interpolbayangkara.com – Bencana angin kencang yang menerjang Desa Sono, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa malam (11/2/2025), menimbulkan kerusakan parah pada fasilitas pendidikan di wilayah tersebut. SDN O’ANA menjadi korban terjangan angin kencang yang merobohkan pohon gewang dan menimpa dua ruang belajar darurat sekolah.
Akibat kejadian ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN O’ANA terancam lumpuh. “Keadaan ruangan sangat parah, sisa gedung yang lain juga miring dan terancam ambruk,” ungkap Kepala Sekolah SDN O’ANA, Johanis Tahun.SH, kepada Tim Media, Rabu (12/2/2025).
Johanis menjelaskan bahwa dari dua ruang belajar darurat yang selama ini digunakan, satu ruangan tertimpa pohon gewang dan rusak total. “Gedung miring dan tidak bisa digunakan untuk KBM. Siswa dan guru terpaksa harus mencari solusi sementara,” imbuhnya.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan terhadap nasib siswa SDN O’ANA. “Kami khawatir jika kondisi gedung tidak segera diperbaiki, kegiatan belajar mengajar akan terganggu dalam jangka panjang. Ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan masa depan anak-anak,” ujar Johanis.
Pihak sekolah saat ini sedang berupaya mencari solusi sementara untuk melanjutkan KBM. “Kami berencana memanfaatkan ruang lain yang masih aman untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, namun kapasitasnya terbatas. Kami juga sedang berkoordinasi dengan pihak desa dan dinas pendidikan untuk mendapatkan bantuan,” ungkap Johanis.
Peristiwa ini membuka pertanyaan besar tentang keamanan dan keselamatan siswa di SDN O’ANA. “Kami berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian serius terhadap kerusakan ini dan membantu memperbaiki ruang belajar darurat sehingga KBM dapat berjalan normal,” harap Johanis.
Kejadian ini menegaskan betapa pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam di wilayah TTS. Dinas Pendidikan dan pemerintah daerah diharapkan dapat segera mencari solusi dan menjamin kelancaran proses belajar mengajar di SDN O’ANA agar anak-anak tidak kehilangan hak belajar mereka.