April 11, 2025

Soe-Interpolbhayangkara.com – Polemik  rumah jabatan (Rujab) pimpinan DPRD Kabupaten TTS yang belum dihuni terus memanas.  Tokoh Masyarakat Amanuban, Pina Ope Nope,  mengungkapkan  keprihatinan  dan  kritikan  tajam  terhadap  penggunaan  dana  operasional  rumah  jabatan  tersebut.

“Publik  layak  tahu  kemana  perginya  dana  operasional  rumah  jabatan  yang  mencapai  Rp81  juta  per  bulannya.  Terutama  saat  ini  pemerintah  sedang  melakukan  berbagai  upaya  penghematan,”  tegas  Pina  Ope  Nope  kepada  tim  media  pada  Kamis  (13/2/2025).

Pina  Ope  Nope  menilai  alokasi  anggaran  untuk  fasilitas  wakil  rakyat  terkesan  berlebihan  dan  menggelontorkan  gaya  hidup  mewah.

“Polemik  tentang  rumah  jabatan  Pimpinan  DPRD  memang  patut  kita  kritisi  bersama.  Pembiayaan  Rujab  mencapai  Rp81  juta  per  bulan  adalah  sangat  berlebihan,  bahkan  bisa  disebut  sebagai  penggelapan  uang  negara,”  kata  Pina  Nope.

Ia  mengingatkan  bahwa  pimpinan  DPRD  mesti  bijak  dalam  menyikapi  polemik  ini  dan  berkaca  pada  negara  maju  seperti  Swedia.

“Di  Swedia,  DPRD  tidak  diberikan  fasilitas  rumah  jabatan  dan  kendaraan  padahal  negara  itu  merupakan  negara  maju  dengan  pendapatan  per  kapita  tertinggi  di  dunia,”  jelas  Pina  Nope.

Ia  juga  menekankan  bahwa  para  pimpinan  DPRD  seharusnya  bersyukur  kepada  masyarakat  TTS  yang  telah  memfasilitasi  mereka.

“Dimana  logikanya  DPRD  TTS  yang  dikelilingi  kemiskinan  harus  memiliki  fasilitas  mewah  seperti  rumah,  gedung,  dan  keistimewaan  lainnya?  Seharusnya  wakil-wakil  kita  berterima  kasih  kepada  rakyat  TTS  yang  memfasilitasi  gaya  hidup  mereka,  bukan  menelantarkan  gedung  itu,”  tegas  Pina  Ope  Nope  dengan  nada  kecewa.

Sebagai  solusi,  Pina  mengusulkan  agar  gedung  rumah  jabatan  yang  tidak  dihuni  tersebut  disewakan  atau  dikontrakkan  ke  pihak  ketiga  untuk  meningkatkan  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  TTS.

“Kalau  memang  gedung  rumah  jabatan  tidak  dipakai,  sebaiknya  disewakan  atau  dikontrakkan  saja  biar  bisa  menambah  pemasukan  bagi  Pemda,”  usul  Pina  Ope  Nope.

Meskipun  polemik  ini  menarik  perhatian  publik,  para  pimpinan  DPRD  Kabupaten  TTS  masih  bungkam  dan  enggan  menemui  awak  media  untuk  memberikan  klarifikasi  publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *